Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa sebenarnya sama saja dengan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, yang membedakan adalah jenis usahanya, dimana perusahaan jasa ini bergerak dalam menjual "jasa", tidak berupa barang. Jika pada perusahaan dagang ada akun persediaan barang, maka pada perusahaan jasa tidak akan pernah dijumpai persediaan barang karena memang perusahaan jasa tidak pernah memiliki persediaan barang untuk dijual.
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa |
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Pengumpulan bukti transaksi. Ini adalah Siklus pertama dari sebuah Siklus Akuntansi Namun kali ini kita skip saja.
Siklus Akuntansi 1 : Penjurnalan
Setelah bukti bukti transaksi selesai dinilai, pada siklus penjurnalan ini adalah menjurnal atau bahasa lainnya mencatat nilai transaksi yang terdapat pada bukti bukti yang dikumpulkan tersebut kedalam buku catatan transaksi. proses ini seringkali disebut dengan kegiatan menjurnal.
Siklus Akuntansi 2 : Buku Besar
Penyusunan Buku besar merupakan sebuah proses dari pengklasifikasian atau pengelompokan terhadap nilai nominal pos akun masing masin supaya bisa mengetahui saldo dari masing masing akun.
Siklus Akuntansi 3 : Neraca Percobaan
Neraca percobaan biasanya disusun ketika hendak penutupan buku. Neraca percobaan dilakukan untuk melihat input data yang ada pada jurnal umum ke buku besar sudah sesuai dan benar dengan menyusun neraca saldonya. Posisi debit dan kredit haruslah seimbang.
Jurnal Penyesuaian merupakan kegiatan penyesuaian antara saldo pada akun dengan perhitungan fisik yang ada.
Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan keadaan (fakta) yang sesungguhnya di akhir periode. Tujuan dan Fungsi Jurnal Penyesuaian adalah supaya perkiraan nominal dan perkiraan riil bisa menunjukkan besar kecilnya harga, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban yang sesungguhnya dan yang seharusnya diakui di akhir periode.
Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan pada data di neraca saldo dan data penyesuaaian akhir periode. Tidak seluruh pos yang ada pada neraca saldo perlu jurnal penyesuaian.
Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry)
Diperlukan adanya Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry) jika: Terjadi kesalahan dalam menerapkan sebuah perlakuan akuntansi, dan diketahui dalam tahun atau periode buku yang sama
- Transaksi diakui terlalu kecil atau terlalu kecil
- Pengakuan yang terlalu awal (dini) atau terlalu akhir (dibelakang)
- Penerapan metode penyusutan aset tetap yang tidak sesuai
Jurnal Penyesuaian dilakukan sebelum Penutupan Buku, Prosedurnya:
- Menyiapkan bukti transaksi yang butuh disesuaikan
- Print Out buku besar dan detail transaksi yang mengandung transaksi yang perlu disesuaikan
- Teliti mengapa diperlukan penyesuaian dan kenapa bisa terjadi
- Menentukan besarnya nominal transaksi yang harusnya terjadi, dan kemudian dibandingkan dengan jurnal yang pernah dicatat. Maka akan didapat selisihnya
- Menyiapkan daftar jurnal penyesuaian yang nantinya akan di rekomandasikan
- Melakukan Jurnal Penyesuaian setelah disetujui oleh financial controller atau atasan yang lain.
Contoh dan Cara Jurnal Penyusutan
Debit Perkiraan yang diakui terlalu kecil dan kredit lawan rekeningnya sebesar nominal selisihnya.
Misalnya :
Pembelian Bahan Baku Rp 1.000.000 diakui terlalu besar.
Jurnal Penyesuaiannya
Debit | | | Kas (Hutang pada Vendor A) | 1.000.000 | ||
Kredit | | | Bahan Baku | 1.000.000 |
Piutang pada Vendor c Rp 1.500.000 diakui terlalu rendah/kecil
Jurnal Penyesuaian nya:
Debit | | | Piutang Dagang Vendor C | 1.500.000 | ||
Kredit | | | Penjualan | 1.500.000 |
….dan sebagai-nya.
Khusus untuk masalah 'waktu pengakuan' yang tidak sesuai :
Baik itu terlalu dini atau terlalu akhir diakui, penanganan dalam masalah “waktu pengakuan” (tanggal) yang salah tergantung kebijakan dari manajemen masing masing perusahaan. Apabila kesalahan “waktu pengakuan” atau salah tanggal terjadi "tanggal pisah batas" (Tidak melewati cut off date) periode laporan, maka masalah tersebut bukanlah permasalahan yang serius.
Tapi khusus akun/rekening UTANG ataupun PIUTANG, persoalan tanggal adalah serius, karena bisa mempengaruhi terhadap potongan harga (discount) yang seharus diterima atau diberikan. Jadi semestinya tetap dilakukan jurnal penyesuaian.
Siklus Akuntansi 5 : Neraca Lajur
Neraca Lajur atau Neraca Percobaan setelah Penyesuaian dilakukan jika saldo masih belum seimbang, pada langkah neraca percobaan diulang lagi dan langkah jurnal penyesuaian juga harus diulang lagi hingga kondisinya menjadi seimbang
Siklus Akuntansi 6 : Laporan Keuangan
Siklus Akuntansi selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan yang berupa Neraca,Laporan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Ekuitas
Siklus Akuntansi 7 : Jurnal Penutup
Siklus Akuntansi perusahaan jasa berikutnya adalah membuat jurnal penutup, jurnal penutup ini dilakukan kepada beberapa pos akun yang berpengaruh terhadap Laporan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Modal. Pos pos yang ditutup adalah seluruh pendapatan, beban, penarikan ekuitas (prive) dan Laba Rugi,
Jurnal Penutup merupakan bagian dari siklus akuntansi, didalam Siklus Akuntansi, setelah ayat jurnal penyesuaian selesai diposting kedalam buku besar, maka data-data yang ada pada akun buku besar akan sesuai dengan data-data yang dilaporkan didalam laporan keuangan. saldo rekening akun yang tercantum dalam neraca akan terus diakumulasi dari periode ke periode sehingga akun tersebut bersifat relatif permanen, dan kemudian disebut dengan akun riil (real account,).
Sedangkan saldo rekening akun pada laporan laba rugi dan akun penarikan oleh pemilik dilaporkan pada laporan perubahan modal, tidak diakumulasi dari periode ke periode akuntansi karena rekening akun ini hanya melaporkan jumlah nominal pada satu periode saja, didalam akuntansi akun ini dikategorikan sebagai "akun sementara" atau disebut juga akun "nominal". Karena akun nominal ini hanya menunjukkan jumlah nominal pada satu periode akuntansi saja, maka rekening akun jenis ini harus memiliki saldo 0 (nol) diawal periode akuntansi. Supaya akun ini bisa menjadi NOL (0), maka perlu dibuatkan JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup |
Jurnal Penutup (Closing Entries) adalah jurnal akuntansi harus dibuat untuk menjadikan rekening akun akun sementara (temporer) menjadi bersaldo NOL (0) pada akhir periode akuntansi. atau dalam bahasa yang lebih sederhana, Jurnal Penutup merupakan ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir periode untuk menutup rekening akun nominal (sementara)
Yang termasuk rekening akun nominal atau akun temporer adalah rekening akun yang ada pada laporan laba rugi pada periode berjalan serta akun penarikan modal oleh pemilik (prive). akun yang ada pada laporan laba rugi akan ditutup dengan akun ikhtisar laba rugi dan karena prive akan mengurangi modal, maka akun prive ditutup pada rekening modal
Tujuan Jurnal Penutup
Adapun Tujuan dan Fungsi Jurnal Penutup disusun diantaranya adalah sebagai berikut:
- Untuk memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban tidak bercampur aduk dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya
- Guna menyajikan neraca awal periode berikutnya stelah dilaksanakan penutupan buku
- Agar mempermudah jika dilaksanakan pemeriksaan karena telah dilakukan pemisahan transaksi yang terjadi di periode sebelumnya dengan transaksi-transaksi pada periode akuntansi selanjutnya
- Untuk menyajikan informasi keadaan yang sebenarnya (riil) suatu perusahaan setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup). laporan keuangan hanya akan memperlihatkan tentang akun yang sesungguhnya (riil) saja. yang terdiri atas harta, kewajiban dan ekuitas
Menutup Akun Nominal
Berikut akun akun nominal yang perlu dibuatkan Jurnal Penutup
- Akun Pendapatan
Menutup seluruh rekening akun pendapatan dengan cara memindahkan rekening pendapatan ke rekening ikhtisar laba-rugi.
contoh jurnal:
Debit | | | Pendapatan | Rp100 | ||
Kredit | | | Ikhtisar Laba Rugi | Rp100 |
(Mendebit akun pendapatan dan mengkredit ikhtisar laba rugi)
=====================================================================
- Akun Beban
Menutup Seluruh rekening akun beban dengan memindahkan rekening akun beban ke ikhtisar laba rugi
contoh jurnal:
Debit | | | Ikhtisar Laba Rugi | Rp100 | ||
Kredit | | | Beban | Rp100 |
(Mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit beban)
======================================================================
- Ikhtisar Laba Rugi
Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar laba rugi ke akun modal. Disini ada dua kondisi yang bisa terjadi, Bisa Laba (pendapatan lebih besar dari beban) atau terjadi Rugi (pendapatan lebih kecil dari beban)
Apabila memperoleh laba, akun ikhtisar laba rugi didebitkan dan akun modal dikredit
contoh jurnal:
Debit | | | Ikhtisar Laba Rugi | Rp100 | ||
Kredit | | | Modal | Rp100 |
Apabila menderita rugi, akun modal didebit dan ikhtisar laba/rugi dikredit
Contoh jurnal
Debit | | | Modal | Rp100 | ||
Kredit | | | Ikhtisar Laba Rugi | Rp100 |
======================================================================
- Akun Prive
Menutup Akun Prive (penarikan modal oleh pemilik, biasanya hanya terjadi pada perusahaan skala kecil).
dengan cara memindahkan akun prive ke rekening akun modal
contoh jurnal:
Debit | | | Modal | Rp100 | |||
Kredit | | | Prive | Rp100 |
(mendebit modal dan menkredit prive)
Notes:
Jurnal penutup yang disusun tergantung dari bentuk perusahaan, bisa PT, firma ataupun perusahaan perseorangan karena strukture modal dari jenis jenis perusahaan diatas tentu saja berbeda.
Siklus Akuntansi 8 : Jurnal Pembalik
Jurnal Pembalik merupakan siklus akuntansi proses terakhir. Jurnal pembalik dilakukan untuk menutup beberapa post akun yang sudah ditutup sebelumnya, semisal pembayaran sewa dibayar dimuka dan yang lainnya
Jurnal Pembalik (Reversing Entry) - dalam siklus akuntansi, setelah dilakukan penutupan buku besar serta membuat neraca saldo setelah penutupan, saat awal tahun pada periode akuntansi selanjutnya, sebelum memulai pencatatan suatu transaksi pada periode akuntansi yang baru / tahun buku baru terkadang perusahaan butuh untuk menyesuaikan lagi rekening akun akun yang sudah dibuat jurnal penyesuaian.
Dan ayat jurnal yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut adalah " Jurnal Pembalik ". bisa kita artikan jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang disusun saat awal periode akuntansi yang baru untuk membalik akun jurnal penyesuaian tertentu. Tidak seluruh jurnal penyesuaian perlu dibuatkan jurnal pembalik. ayat jurnal ini dibutuhkan agar terhindar dari kesalahan pencatatan ketika awal periode akuntansi yang baru. Jurnal Pembalik ini sifatnya opsional. dilakukan jika dirasa perlu.
jurnal pembalik |
Fungsi Jurnal Pembalik
Adapun Fungsi Jurnal Pembalik atau tujuan dibuat jurnal pembalik antara lain untuk:
- Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian
- Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. jurnal pembalik dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak
- Meminimalisir kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang double karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian. untuk transaksi yang akrual dan transaksi yang deferral tertentu.
Dan sekali lagi perlu untuk diingat, jurnal pembalik bukanlah suatu keharusan, tergantung dari sistem pencatatan akuntansi yang ditetapkan perusahaan dalam pengakuan harta atau beban dan kewajiban atau pendapatan. dan sekali perusahaan menetapkan penggunaan pendekatan pendapatan dan beban, maka perusahaan seharusnya tetap konsisten dalam penerapannya, tidak berubah ubah dan harus dipertahankan.
Dalam menyusun ayat jurnal pembalik berdasarkan dari jurnal penyesuaian, tanda tanda suatu akun jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik adalah apabila suatu akun jurnal penyesuaian mmemunculkan akun riil yang baru atau belum terlihat di neraca saldo.
Beberapa akun jurnal penyesuaian yang membutuhkan jurnal pembalik:
- Beban yang masih harus dibayar
- Beban yang dibayar dimuka (jika tercatat sebagai beban)
- Pendapatan yang masih akan diterima
- Pendapatan yang diterima dimuka (jika tercatat sebagai pendapatan)
- Pemakaian atas Perlengkapan (bila tercatat sebagai beban)
Contoh Jurnal Pembalik
Beban yang masih harus di bayar
Beban yang masih harus di bayar
Jurnal Penyesuaian | Jurnal Pembalik | |||||||
Debit | | | Beban Sewa | Rp100 | Utang Sewa | Rp100 | |||
Kredit | | | Utang Sewa | Rp100 | Beban Sewa | Rp100 |
Contoh Jurnal Pembalik
Beban yang dibayar dimuka
Jurnal Penyesuaian | Jurnal Pembalik | |||||||
Debit | | | Asuransi dibayar dimuka | Rp100 | beban asuransi | Rp100 | |||
Kredit | | | beban asuransi | Rp100 | Asuransi dibayar dimuka | Rp100 |
Contoh Jurnal Pembalik
Pendapatan yang masih akan diterima
Jurnal Penyesuaian | Jurnal Pembalik | |||||||
Debit | | | piutang bunga | Rp100 | pendapatan bunga | Rp100 | |||
Kredit | | | pendapatan bunga | Rp100 | piutang bunga | Rp100 |
Contoh Jurnal Pembalik
Pendapatan Diterima dimuka (jika tercatat sebagai pendapatan)
Jurnal Penyesuaian | Jurnal Pembalik | |||||||
Debit | | | pendapatan sewa | Rp100 | sewa diterima dimuka | Rp100 | |||
Kredit | | | sewa diterima dimuka | Rp100 | pendapatan sewa | Rp100 |
Contoh Jurnal Pembalik
Pemakaian Perlengkapan (bila tercatat sebagai beban)
Jurnal Penyesuaian | Jurnal Pembalik | |||||||
Debit | | | perlengkapan | Rp100 | beban perlengkapan | Rp100 | |||
Kredit | | | beban perlengkapan | Rp100 | perlengkapan | Rp100 |
Siklus Akuntansi 9 : Neraca Awal atau Neraca Akhir
Penyusunan Neraca Awal atau Neracas Akhir, Neraca awal disusun berdasarkan neraca akhir periode tahun sebelumnya.
Pengertian Neraca
Laporan Posisi Keuangan (balance sheet atau statement of financial position) atau yang biasa dikenal sebagai neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan perusahaan atau entitas bisnis tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.
Struktur Neraca
Posisi Neraca Keuangan terdiri atas Dua (2) pos yaitu Aktiva (Aset) dan Pasiva. Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aset (aktiva), dan pada pos Pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang (liabilitas), dan ekuitas atau modal (equity). ketiganya dihubungan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi berikut:
Aktiva = Kewajiban (Utang) + Modal
Neraca
Informasi yang bisa disajikan didalam neraca diantaranya posisi atas sumber kekayaan perusahaan atau entitas dan sumber dari pembiayaan untuk mendapatkan/memperoleh kekayaan perusahaan tersebut didalam suatu periode akuntansi. baik itu 3 bulan, 4 bulan atau tahunan.
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
- Entitas bisnis menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka panjang terkecuali pada indistri atau jenis usaha tertentu yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus. Aktiva lancar disajikan dengan menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan sedangkan utang atau kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo
- Entitas binsis wajib mengungkapkan informasi nominal jumlah tiap aktiva yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1 tahun (12 bulan) dari tanggal neraca.
- Jika perusahaan (entitas bisnis) meyediakan barang dan jasa didalam siklus operasional perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam sebuah neraca memberi informasi yang bermanfaat dgn membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan jangka panjang
Bentuk Neraca
Bentuk Neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan bentuk yang memanjang kebawah, walau tak jarang pula yang menggunakan bentuk neraca keuangan kesamping, kesemuanya boleh boleh saja diterapkan dalam neraca. Dalam penerapan bentuk suatu neraca keuangan hendaknya disesuaikan bentuknya dengan jumlah pos akun yang digunakan oleh prusahaan. bentuk neraca yang memancang ke bawah lebih efektif untuk digunakan apabila akun dalam perusahaan tersebut banyak.
Bentuk Neraca keuangan yang memanjang ke bawah ini biasa disebut dengan istilah bentuk Stafel. Perusahaan besar yang memiliki pos atau akun yang banyak seringkali menggunakan bentuk ini. dan bentuk neraca yang menyamping disebut juga dengan Bentuk Skontro. bentuk neraca model ini akan dengan mudah untuk diterapkan apabila akun dan juga nilai yang ada pada perusahaan jumlahnya sedikit.
Contoh Neraca
Berikut saya berikan salah satu contoh Neraca yang sederhana:
Neraca Model Skontro
NERACA PT ALI | |||||
Per 31 Desember 2015 | |||||
Aktiva | Kewajiban dan Ekuitas | ||||
Kas | Rp xxx | kewajiban | |||
Piutang | Rp xxx | Utang Jangka Pendek | Rp xxx | ||
Persediaan | Rp xxx | Utang Jangka Panjang | Rp xxx | ||
Total Aset Lancar | Rp xxx | Total Kewajiban | Rp xxx | ||
Aktiva Tetap | Ekuitas | ||||
Tanah | Rp xxx | Modal | Rp xxx | ||
Bangunan | Rp xxx | Laba Ditahan | Rp xxx | ||
Total Aset Tetap | Rp xxx | Total Equitas | Rp xxx | ||
TOTAL AKTIVA | Rp xxx | TOTAL PASIVA | Rp xxx |
Neraca Model Stafel
NERACA PT ALI | ||||
Per 31 Desember 2015 | ||||
Harta | ||||
Kas | Rp xxx | |||
Piutang | Rp xxx | |||
Persediaan | Rp xxx | |||
Total Aset Lancar | Rp xxx | |||
Aktiva Tetap | ||||
Tanah | Rp xxx | |||
Bangunan | Rp xxx | |||
Total Aset Tetap | Rp xxx | |||
Total Harta | Rp xxx | |||
Kewajiban dan Ekuitas | ||||
kewajiban | ||||
Utang Jangka Pendek | Rp xxx | |||
Utang Jangka Panjang | Rp xxx | |||
Total Kewajiban | Rp xxx | |||
Ekuitas | ||||
Modal | Rp xxx | |||
Laba Ditahan | Rp xxx | |||
Total Ekuitas | Rp xxx | |||
Total Kewajiban dan Ekuitas | Rp xxx |
Tentu contoh diatas hanyalah contoh laporan neraca yang sangat sederhanya, nyatanya masih banyak detail detail lain yang ada dalam neraca. namun setidaknya contoh diatas sudah menggambarkan secara umum tentang pengertian neraca dan bentuk contoh neraca keuangan