Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 26 Maret 2016

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi



Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa sebenarnya sama saja dengan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, yang membedakan adalah jenis usahanya, dimana perusahaan jasa ini bergerak dalam menjual "jasa", tidak berupa barang. Jika pada perusahaan dagang ada akun persediaan barang, maka pada perusahaan jasa tidak akan pernah dijumpai persediaan barang karena memang perusahaan jasa tidak pernah memiliki persediaan barang untuk dijual.


siklus akuntansi perusahaan jasa
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa


Pengumpulan bukti transaksi. Ini adalah Siklus pertama dari sebuah Siklus Akuntansi Namun kali ini kita skip saja.

Siklus Akuntansi 1 : Penjurnalan

Setelah bukti bukti transaksi selesai dinilai, pada siklus penjurnalan ini adalah menjurnal atau bahasa lainnya mencatat nilai transaksi yang terdapat pada bukti bukti yang dikumpulkan tersebut kedalam buku catatan transaksi. proses ini seringkali disebut dengan kegiatan menjurnal.

Siklus Akuntansi 2 : Buku Besar

Penyusunan Buku besar merupakan sebuah proses dari pengklasifikasian atau pengelompokan terhadap nilai nominal pos akun masing masin supaya bisa mengetahui saldo dari masing masing akun.

Siklus Akuntansi 3 : Neraca Percobaan

Neraca percobaan biasanya disusun ketika hendak penutupan buku. Neraca percobaan dilakukan untuk melihat input data yang ada pada jurnal umum ke buku besar sudah sesuai dan benar dengan menyusun neraca saldonya. Posisi debit dan kredit haruslah seimbang.

Siklus Akuntansi 4 : Jurnal Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian merupakan kegiatan penyesuaian antara saldo pada akun dengan perhitungan fisik yang ada. 



Jurnal Penyesuaian adalah jurnal yang diperlukan untuk menyesuaikan seluruh catatan dengan keadaan (fakta) yang sesungguhnya di akhir periode. Tujuan dan Fungsi Jurnal Penyesuaian adalah supaya perkiraan nominal dan perkiraan riil bisa menunjukkan besar kecilnya harga, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban yang sesungguhnya dan yang seharusnya diakui di akhir periode.

Jurnal penyesuaian dibuat berdasarkan pada data di neraca saldo dan data penyesuaaian akhir periode. Tidak seluruh pos yang ada pada neraca saldo perlu jurnal penyesuaian.


Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry)

Diperlukan adanya Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entry) jika: Terjadi kesalahan dalam menerapkan sebuah perlakuan akuntansi, dan diketahui dalam tahun atau periode buku yang sama
  • Transaksi diakui terlalu kecil atau terlalu kecil
  • Pengakuan yang terlalu awal (dini) atau terlalu akhir (dibelakang)
  • Penerapan metode penyusutan aset tetap yang tidak sesuai

Jurnal Penyesuaian dilakukan sebelum Penutupan Buku, Prosedurnya:
  1. Menyiapkan bukti transaksi yang butuh disesuaikan 
  2. Print Out buku besar dan detail transaksi yang mengandung transaksi yang perlu disesuaikan
  3. Teliti mengapa diperlukan penyesuaian dan kenapa bisa terjadi
  4. Menentukan besarnya nominal transaksi yang harusnya terjadi, dan kemudian dibandingkan dengan jurnal yang pernah dicatat. Maka akan didapat selisihnya
  5. Menyiapkan daftar jurnal penyesuaian yang nantinya akan di rekomandasikan
  6. Melakukan Jurnal Penyesuaian setelah disetujui oleh financial controller atau atasan yang lain.

Contoh dan Cara Jurnal Penyusutan



Debit Perkiraan yang diakui terlalu kecil dan kredit lawan rekeningnya sebesar nominal selisihnya.

Misalnya :

Pembelian Bahan Baku Rp 1.000.000 diakui terlalu besar.

Jurnal Penyesuaiannya


Debit|Kas (Hutang pada Vendor A)1.000.000
Kredit|Bahan Baku1.000.000



Piutang pada Vendor c Rp 1.500.000 diakui terlalu rendah/kecil

Jurnal Penyesuaian nya:


Debit|Piutang Dagang Vendor C1.500.000
Kredit|Penjualan1.500.000


….dan sebagai-nya.


Khusus untuk masalah 'waktu pengakuan' yang tidak sesuai :

Baik itu terlalu dini atau terlalu akhir diakui, penanganan dalam masalah “waktu pengakuan” (tanggal) yang salah tergantung kebijakan dari manajemen masing masing perusahaan. Apabila kesalahan “waktu pengakuan” atau salah tanggal terjadi "tanggal pisah batas" (Tidak melewati cut off date) periode laporan, maka masalah tersebut bukanlah permasalahan yang serius.

Tapi khusus akun/rekening UTANG ataupun PIUTANG, persoalan tanggal adalah serius, karena bisa mempengaruhi terhadap potongan harga (discount) yang seharus diterima atau diberikan. Jadi semestinya tetap dilakukan jurnal penyesuaian.



Siklus Akuntansi 5 : Neraca Lajur

Neraca Lajur atau Neraca Percobaan setelah Penyesuaian dilakukan jika saldo masih belum seimbang, pada langkah neraca percobaan diulang lagi dan langkah jurnal penyesuaian juga harus diulang lagi hingga kondisinya menjadi seimbang

Siklus Akuntansi 6 : Laporan Keuangan

Siklus Akuntansi selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan yang berupa Neraca,Laporan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Ekuitas


Siklus Akuntansi 7 : Jurnal Penutup

Siklus Akuntansi perusahaan jasa berikutnya adalah membuat jurnal penutup, jurnal penutup ini dilakukan kepada beberapa pos akun yang berpengaruh terhadap Laporan Laba Rugi serta Laporan Perubahan Modal. Pos pos yang ditutup adalah seluruh pendapatan, beban, penarikan ekuitas (prive) dan Laba Rugi,


Jurnal Penutup merupakan bagian dari siklus akuntansi, didalam Siklus Akuntansi, setelah ayat jurnal penyesuaian selesai diposting kedalam buku besar, maka data-data yang ada pada akun buku besar akan sesuai dengan data-data yang dilaporkan didalam laporan keuangan. saldo rekening akun yang tercantum dalam neraca akan terus diakumulasi dari periode ke periode sehingga akun tersebut bersifat relatif permanen, dan kemudian disebut dengan akun riil (real account,). 

Sedangkan saldo rekening akun pada laporan laba rugi dan akun penarikan oleh pemilik dilaporkan pada laporan perubahan modal, tidak diakumulasi dari periode ke periode akuntansi karena rekening akun ini hanya melaporkan jumlah nominal pada satu periode saja, didalam akuntansi akun ini dikategorikan sebagai "akun sementara" atau disebut juga akun "nominal". Karena akun nominal ini hanya menunjukkan jumlah nominal pada satu periode akuntansi saja, maka rekening akun jenis ini harus memiliki saldo 0 (nol) diawal periode akuntansi. Supaya akun ini bisa menjadi NOL (0), maka perlu dibuatkan JURNAL PENUTUP

Jurnal Penutup
Jurnal Penutup

Jurnal Penutup (Closing Entries) adalah jurnal akuntansi harus dibuat untuk menjadikan rekening akun akun sementara (temporer) menjadi bersaldo NOL (0) pada akhir periode akuntansi. atau dalam bahasa yang lebih sederhana, Jurnal Penutup merupakan ayat jurnal yang perlu dibuat pada akhir periode untuk menutup rekening akun nominal (sementara)


Yang termasuk rekening akun nominal atau akun temporer adalah rekening akun yang ada pada laporan laba rugi pada periode berjalan serta akun penarikan modal oleh pemilik (prive). akun yang ada pada laporan laba rugi akan ditutup dengan akun ikhtisar laba rugi dan karena prive akan mengurangi modal, maka akun prive ditutup pada rekening modal


Tujuan Jurnal Penutup


Adapun Tujuan dan Fungsi Jurnal Penutup disusun diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Untuk memisahkan transaksi akun pendapatan dan beban tidak bercampur aduk dengan jumlah nominal dari pendapatan dan beban pada tahun selanjutnya
  • Guna menyajikan neraca awal periode berikutnya stelah dilaksanakan penutupan buku
  • Agar mempermudah jika dilaksanakan pemeriksaan karena telah dilakukan pemisahan transaksi yang terjadi di periode sebelumnya dengan transaksi-transaksi pada periode akuntansi selanjutnya
  • Untuk menyajikan informasi keadaan yang sebenarnya (riil) suatu perusahaan setelah dilakukan penutupan buku (jurnal penutup). laporan keuangan hanya akan memperlihatkan tentang akun yang sesungguhnya (riil) saja. yang terdiri atas harta, kewajiban dan ekuitas

Menutup Akun Nominal


Berikut akun akun nominal yang perlu dibuatkan Jurnal Penutup 

  • Akun Pendapatan 
Menutup seluruh rekening akun pendapatan dengan cara memindahkan rekening pendapatan ke rekening ikhtisar laba-rugi.

contoh jurnal:

Debit|PendapatanRp100
Kredit|Ikhtisar Laba RugiRp100
(Mendebit akun pendapatan dan mengkredit ikhtisar laba rugi)

=====================================================================
  • Akun Beban 
Menutup Seluruh rekening akun beban dengan memindahkan rekening akun beban ke ikhtisar laba rugi

contoh jurnal:

Debit|Ikhtisar Laba RugiRp100
Kredit|BebanRp100
(Mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit beban)

======================================================================
  • Ikhtisar Laba Rugi
Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara memindahkan saldo ikhtisar laba rugi ke akun modal. Disini ada dua kondisi yang bisa terjadi, Bisa Laba (pendapatan lebih besar dari beban) atau terjadi Rugi (pendapatan lebih kecil dari beban)

Apabila memperoleh laba, akun ikhtisar laba rugi didebitkan dan akun modal dikredit

contoh jurnal:

Debit|Ikhtisar Laba RugiRp100
Kredit|ModalRp100


Apabila menderita rugi, akun modal didebit dan ikhtisar laba/rugi dikredit

Contoh jurnal

Debit|ModalRp100
Kredit|Ikhtisar Laba RugiRp100
======================================================================
  • Akun Prive
Menutup Akun Prive (penarikan modal oleh pemilik, biasanya hanya terjadi pada perusahaan skala kecil). 
dengan cara memindahkan akun prive ke rekening akun modal 

contoh jurnal:

Debit|ModalRp100
Kredit|PriveRp100

(mendebit modal dan menkredit prive)


Notes:

Jurnal penutup yang disusun tergantung dari bentuk perusahaan, bisa PT, firma ataupun perusahaan perseorangan karena strukture modal dari jenis jenis perusahaan diatas tentu saja berbeda.



Siklus Akuntansi 8 : Jurnal Pembalik

Jurnal Pembalik merupakan siklus akuntansi proses terakhir. Jurnal pembalik dilakukan untuk menutup beberapa post akun yang sudah ditutup sebelumnya, semisal pembayaran sewa dibayar dimuka dan yang lainnya



Jurnal Pembalik (Reversing Entry) - dalam siklus akuntansi, setelah dilakukan penutupan buku besar serta membuat neraca saldo setelah penutupan, saat awal tahun pada periode akuntansi selanjutnya, sebelum memulai pencatatan suatu transaksi pada periode akuntansi yang baru / tahun buku baru terkadang perusahaan butuh untuk menyesuaikan lagi rekening akun akun yang sudah dibuat jurnal penyesuaian.

Dan ayat jurnal yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut adalah " Jurnal Pembalik ". bisa kita artikan jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang disusun saat awal periode akuntansi yang baru untuk membalik akun jurnal penyesuaian tertentu. Tidak seluruh jurnal penyesuaian perlu dibuatkan jurnal pembalik. ayat jurnal ini dibutuhkan agar terhindar dari kesalahan pencatatan ketika awal periode akuntansi yang baru. Jurnal Pembalik ini sifatnya opsional. dilakukan jika dirasa perlu.


jurnal pembalik
jurnal pembalik

Fungsi Jurnal Pembalik

Adapun Fungsi Jurnal Pembalik atau tujuan dibuat jurnal pembalik antara lain untuk:

  • Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi yang baru, terutama yang berhubungan dengan ayat jurnal penyesuaian
  • Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi berikutnya. jurnal pembalik dapat memberikan manfaat bila perusahaan membuat ayat jurnal yang jumlahnya banyak
  • Meminimalisir kesalahan atau kekeliruan yang mungkin bisa terjadi, seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan yang double karena penyusunan ayat jurnal penyesuaian. untuk transaksi yang akrual dan transaksi yang deferral tertentu.

Dan sekali lagi perlu untuk diingat, jurnal pembalik bukanlah suatu keharusan, tergantung dari sistem pencatatan akuntansi yang ditetapkan perusahaan dalam pengakuan harta atau beban dan kewajiban atau pendapatan. dan sekali perusahaan menetapkan penggunaan pendekatan pendapatan dan beban, maka perusahaan seharusnya tetap konsisten dalam penerapannya, tidak berubah ubah dan harus dipertahankan.

Dalam menyusun ayat jurnal pembalik berdasarkan dari jurnal penyesuaian, tanda tanda suatu akun jurnal penyesuaian membutuhkan jurnal pembalik adalah apabila suatu akun jurnal penyesuaian mmemunculkan akun riil yang baru atau belum terlihat di neraca saldo. 

Beberapa akun jurnal penyesuaian yang membutuhkan jurnal pembalik:
  1. Beban yang masih harus dibayar
  2. Beban yang dibayar dimuka (jika tercatat sebagai beban)
  3. Pendapatan yang masih akan diterima
  4. Pendapatan yang diterima dimuka (jika tercatat sebagai pendapatan)
  5. Pemakaian atas Perlengkapan (bila tercatat sebagai beban)

    Contoh Jurnal Pembalik
    Beban yang masih harus di bayar

    Jurnal PenyesuaianJurnal Pembalik
    Debit|Beban SewaRp100Utang SewaRp100
    Kredit|Utang SewaRp100Beban SewaRp100



    Contoh Jurnal Pembalik
    Beban yang dibayar dimuka

    Jurnal PenyesuaianJurnal Pembalik
    Debit|Asuransi dibayar dimukaRp100beban asuransiRp100
    Kredit|beban asuransiRp100Asuransi dibayar dimukaRp100


    Contoh Jurnal Pembalik
    Pendapatan yang masih akan diterima

    Jurnal PenyesuaianJurnal Pembalik
    Debit|piutang bungaRp100pendapatan bungaRp100
    Kredit|pendapatan bungaRp100piutang bungaRp100



    Contoh Jurnal Pembalik
    Pendapatan Diterima dimuka (jika tercatat sebagai pendapatan)

    Jurnal PenyesuaianJurnal Pembalik
    Debit|pendapatan sewaRp100sewa diterima dimukaRp100
    Kredit|sewa diterima dimukaRp100pendapatan sewaRp100



    Contoh Jurnal Pembalik
    Pemakaian Perlengkapan (bila tercatat sebagai beban)

    Jurnal Penyesuaian            Jurnal Pembalik
    Debit|perlengkapanRp100beban perlengkapanRp100
    Kredit|beban perlengkapanRp100perlengkapanRp100



    Siklus Akuntansi 9 : Neraca Awal atau Neraca Akhir

    Penyusunan Neraca Awal atau Neracas Akhir, Neraca awal disusun berdasarkan neraca akhir periode tahun sebelumnya.


    Pengertian Neraca


    Laporan Posisi Keuangan (balance sheet atau statement of financial position) atau yang biasa dikenal sebagai neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan perusahaan atau entitas bisnis tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.

    Struktur Neraca


    Posisi Neraca Keuangan terdiri atas Dua (2) pos yaitu Aktiva (Aset) dan Pasiva. Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aset (aktiva), dan pada pos Pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang (liabilitas), dan ekuitas atau modal (equity). ketiganya dihubungan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi berikut: 


    Aktiva = Kewajiban (Utang) + Modal


    neraca
    Neraca

    Informasi yang bisa disajikan didalam neraca diantaranya posisi atas sumber kekayaan perusahaan atau entitas dan sumber dari pembiayaan untuk mendapatkan/memperoleh kekayaan perusahaan tersebut didalam suatu periode akuntansi. baik itu 3 bulan, 4 bulan atau tahunan.

    Pernyataan Standar Akutansi Keuangan
    Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
    • Entitas bisnis menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka panjang terkecuali pada indistri atau jenis usaha tertentu yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus. Aktiva lancar disajikan dengan menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan sedangkan utang atau kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo
    • Entitas binsis wajib mengungkapkan informasi nominal jumlah tiap aktiva yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1 tahun (12 bulan) dari tanggal neraca.
    • Jika perusahaan (entitas bisnis) meyediakan barang dan jasa didalam siklus operasional perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam sebuah neraca memberi informasi yang bermanfaat dgn membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan jangka panjang

    Bentuk Neraca


    Bentuk Neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan bentuk yang memanjang kebawah, walau tak jarang pula yang menggunakan bentuk neraca keuangan kesamping, kesemuanya boleh boleh saja diterapkan dalam neraca. Dalam penerapan bentuk suatu neraca keuangan hendaknya disesuaikan bentuknya dengan jumlah pos akun yang digunakan oleh prusahaan. bentuk neraca yang memancang ke bawah lebih efektif untuk digunakan apabila akun dalam perusahaan tersebut banyak.

    Bentuk Neraca keuangan yang memanjang ke bawah ini biasa disebut dengan istilah bentuk Stafel. Perusahaan besar yang memiliki pos atau akun yang banyak seringkali menggunakan bentuk ini. dan bentuk neraca yang menyamping disebut juga dengan Bentuk Skontro. bentuk neraca model ini akan dengan mudah untuk diterapkan apabila akun dan juga nilai yang ada pada perusahaan jumlahnya sedikit.

    Contoh Neraca


    Berikut saya berikan salah satu contoh Neraca yang sederhana:
    Neraca Model Skontro

    NERACA PT ALI
    Per 31 Desember 2015
    AktivaKewajiban dan Ekuitas
    KasRp xxxkewajiban
    PiutangRp xxxUtang Jangka PendekRp xxx
    PersediaanRp xxxUtang Jangka PanjangRp xxx
    Total Aset LancarRp xxxTotal KewajibanRp xxx
    Aktiva TetapEkuitas
    Tanah Rp xxxModalRp xxx
    BangunanRp xxxLaba DitahanRp xxx
    Total Aset TetapRp xxxTotal EquitasRp xxx
    TOTAL AKTIVARp xxxTOTAL PASIVARp xxx


    Neraca Model Stafel

    NERACA PT ALI
    Per 31 Desember 2015
    Harta
    KasRp xxx
    PiutangRp xxx
    PersediaanRp xxx
    Total Aset LancarRp xxx
    Aktiva Tetap
    Tanah Rp xxx
    BangunanRp xxx
    Total Aset TetapRp xxx
    Total HartaRp xxx
    Kewajiban dan Ekuitas
    kewajiban
    Utang Jangka PendekRp xxx
    Utang Jangka PanjangRp xxx
    Total KewajibanRp xxx
    Ekuitas
    ModalRp xxx
    Laba DitahanRp xxx
    Total EkuitasRp xxx
    Total Kewajiban dan EkuitasRp xxx

    Tentu contoh diatas hanyalah contoh laporan neraca yang sangat sederhanya, nyatanya masih banyak detail detail lain yang ada dalam neraca. namun setidaknya contoh diatas sudah menggambarkan secara umum tentang pengertian neraca dan bentuk contoh neraca keuangan


    Jumat, 25 Maret 2016

    Sekantong Darah dapat menyelamatkan 3 nyawa sekaligus!

    AYO DONORKAN DARAHMU !
    Darah yang didonorkan oleh seseorang ternyata tidak hanya dibuat dalam 1 jenis saja, tetapi bisa dibuat menjadi berbagai komponen darah.
    Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang beberapa komponen darah yang ada, dimana pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan yang paling sering didaerah yang bersangkutan.
    DARAH UTUH (Darah Lengkap = Whole Blood = WB)
    Satu unit (kantong) berisi 250-350 ml darah yang masih lengkap (utuh) komponennya.
    DARAH UTUH SANGAT SEGAR, umurnya < 6 jam, masih berisi trombosit dan semua faktor koagulasi , termasuk faktor labil.
    DARAH UTUH SEGAR, umurnya < 24 jam, masih berisi trombosit dan faktor-faktor koagulasi, kecuali faktor labil.
    DARAH UTUH SIMPAN, umurnya > 24 jam sampai 3-4 minggu. Berisi eritrosit, albumin, dan faktor-faktor koagulasi yang umurnya panjang.
    Di Indonesia, WB umumnya lebih tersedia daripada komponen yang lain. WB ini digunakan sekaligus sebagai pengganti eritrosit (Hb) dan volume yang hilang.
    DARAH DIPADATKAN (Darah Endap = Packed Red Cell = PRC)
    Dari 250 ml darah utuh, diperoleh sekitar 100-125 ml PRC. Isinya hanya eritrosit dan sedikit plasma dengan hematokrit 70-80%. Jika dibuat dengan sistem terbuka pada suhu 4 ± 2°C, hanya boleh disimpan selama 12 jam, tetapi kalau dibuat dengan sistem tertutup, boleh disimpan sampai 30 hari.
    PRC diberikan pada pasien anemia tanpa penurunan volume darah (anemia aplastik, leukemia, thalassemia, gagal ginjal kronis, perdarahan kronis) yang ada tanda “oxygen need” (rasa sesak, mata berkunang-kunang, berdebar-debar, pusing, gelisah, atau Hb < 6 g/dl). Dengan 250 ml PRC akan diperoleh kenaikan Hb sekitar ± 0,5 g/dl.
    DARAH MERAH CUCI (Eritrosit Cuci = Washed Erythrocyte = WE)
    Dibuat dari PRC yang yang dicuci normal saline 3x untuk membuang leukosit dan antibodi plasma yang menempel di eritrosit.
    Harus sudah digunakan dalam 4-6 jam setelah pembuatan. Komponen ini cocok untuk pasien yang memerlukan transfusi berulang-ulang dan pasien yang pernah mengalami reaksi demam karena leukosit donor (reaksi transfusi).
    TROMBOSIT
    Tersedia sebagai Plasma Kaya Trombosit (Platelet Rich Plasma = PRP) atau Konsentrat Trombosit (Platelet / Thrombocyte Concentrate = TC).
    Dari 250 ml darah utuh, diperoleh 50 ml PRP atau 20 ml TC.
    PRP berisi 90% dan TC berisi 70-80% jumlah total trombosit yang semula ada dalam darah utuh.
    1 unit PRP atau TC berisi ± 28 milyar trombosit dan dapat menaikkan kadar trombosit 5000/mm3 (tetapi berdasarkan pengalaman saya diklinis tidak sematematis itu).
    Trombosit diberikan pada pasien perdarahan dengan trombositopenia akibat transfusi masif atau DBD, trombositopati (functional defect), leukemia, atau anemia aplastik dengan perdarahan.
    Trombosit diberikan sampai perdarahan berhenti atau masa perdarahan (Bleeding Time) mencapai < 2x nilai normal.
    PLASMA
    Dari 250 ml darah utuh diperoleh 125 ml plasma. Plasma banyak digunakan untuk mengatasi gangguan koagulasi yang disebabkan defisiensi faktor koagulasi, defisiensi imunoglobulin herediter, dan overdosis obat antikoagulans (warfarin, dsb).
    Sebenarnya pilihan pertama untuk mengatasi gangguan koagulasi adalah konsentrat faktor koagulasi tersebut, namun konsentrat ini harganya sangat mahal dan sukar didapat.
    Diberikan 10 ml/kgBB untuk 1 jam pertama, lalu 1 ml/kg BB per jam sampai hasil tes hemostasis (PPT dan APTT) menunjukkan nilai < 1,5 x nilai normal.
    Maksimal pemberian 20 ml/kg/hari.
    PLASMA SEGAR BEKU (Fresh Frozen Plasma = FFP), Plasma segar yang dibekukan dan disimpan pada suhu minimal -20°C dapat bertahan 1 tahun.
    Berisi semua faktor koagulasi kecuali trombosit. Diberikan untuk mengatasi defisiensi faktor koagulasi yang masih belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III.
    PLASMA SEGAR (Fresh Plasma = FP), Berasal dari darah utuh segar < 6 jam, berisi semua faktor koagulasi (juga faktor labil) dan trombosit. Harus diberikan dalam 6 jam.
    PLASMA BIASA (Plasma Simpan), berisi protein plasma dan sedikit faktor koagulasi.
    Plasma juga dapat diberikan pada plasma loss/leakage (DBD, luka bakar luas), diberikan 10-20 ml/kg BB.
    CRYOPRECIPITATE (Konsentrat Faktor VIIIc)
    Dari plasma segar yang dibekukan (menjadi FFP), kemudian dicairkan pada 4°C dan disentrifuge. Jika disimpan pada suhu -30°C, dapat bertahan selama 12 bulan. Namun ingat, sebelum dipakai sediaan harus dicairkan dulu pada 4°C dan segera diberikan sebelum 6 jam. Dari 250 ml darah utuh, diperoleh 15-20 ml cryoprecipitate yang berisi 50-75 IU faktor VIIIc dan 40-125 mg fibrinogen. Indikasi penggunaannya adalah untuk defisiensi faktor VIIIc, hemofilia A, penyakit Von Willebrand, afibrinogenemia (kongenital maupun acquired / DIC). Karena waktu paruh faktor VIII adalah 12 jam, maka pemberiannya harus diulang.
    Sekarang sudah ada gambaran kan, darah yang didonorkan akan diolah menjadi apa saja. Diharapkan setelah membaca ilustrasi ini , akan tergerak hati teman2 semua untuk mendonorkan sebagian kecil volume darahnya demi menolong sesama, toh setelah 120 hari juga sel darah merah (eritrosit) akan dihancurkan. Jadi, ketimbang dihancurkan sia-sia, akan lebih bijaksana bila diberikan pada yang membutuhkan.

    Darah AB dan Permasalahannya

    Tahun 1901, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli secara mengejutkan menemukan golongan darah AB, golongan darah yang didalamnya ditemukan zat Antigen A dan B secara sekaligus. Masing-masing antigen tersebut sebelumnya hanya ditemukan pada manusia yang memiliki golongan darah A atau B, sehingga dimasyarakat awam, golongan darah AB dianggap sebagai darah perpaduan antara golongan darah A dengan B.
    Sayangnya pemilik golongan darah ini sangat langka, statistik menunjukkan populasi golongan darah AB ditemukan paling tinggi 2 orang tiap 100 orang. Hal inilah yang mendasari dibentuk komunitas golongan darah AB yang disebut KOMUNITAS AB. Selain menjadi wadah perkumpulan masyarakat bergolongan darah AB, komunitas ini juga diharapkan mampu berperan serta dalam membangun pola hidup sehat masyarakat.
    Secara berkesinambungan komunitas AB melakukan sosialisasi dan rekreuitmen anggota baru. Saat ini terdaftar lebih dari 240 anggota komunitas AB. Selain memanfaatkan pola komunikasi getok tular, publikasi Komunitas AB juga memanfaatkan media cetak, elektronik.
     

    Blogger news

    Blogroll

    About