Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 15 April 2014

makalah qur'an hadits


QUR’AN HADITS

PENCIPTAAN JIN/SYAITAN/IBLIS



DISUSUN OLEH :

§  Diah Fajriah Syafa’ati Majid         :    1112015000008
§  Mutia Anggraeni                           :    1112015000023
§  Siti Zulfa Fitriya                            :    1112015000003

Dosen : Ibu Dra. Shofiah M.Ag


PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012




BAB II

Pembahasan

              
 

  A
                     AL-QUR’AN
                   

PERMUSUHAN DAN GODAAN SYAITAN TERHADAP MANUSIA
Penghargaan Allah s.w.t. kepada Nabi Adam a.s. dan keturunannya


Artinya :  Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu,   
                 kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam",
                 maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
                (QS. Al-A’raf : 11)
Artinya : Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
               waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau
               ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A’raf : 12)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَّسْنُوْنٍ ﴿ ٢٦  
Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
               (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. Al-Hijr : 26)


وَالْجَآنّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ ﴿٢۷﴾
Artinya :  Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.


  B
                 HADITS MUSLIM


PENCIPTAAN JIN

     Allah SWT menciptakan jin sebelum menciptakan manusia dengan selisih waktu yang lama bila dikiaskan pada manusia dan jin sendiri. Seperti yang terdapat pada kalimat "sebelum itu" dalam surat Al-Hijr : 27 di atas mengisyaratkan pada waktu yang sangat lama yang menunjukkan usia penghunian jin di muka bumi sebelum manusia. Dengan demikian, selisih waktu tersebut bukan hanya 40 tahun sebagaimana yang dikatakan sementara orang, akan tetapi ia merupakan waktu yang sangat lama, bahkan jika dikiaskan dengan jin sekalipun.

     Sebab, waktu 40 tahun bisa jadi melebihi waktu penyusuan bayi jin. Kemungkinan tersebut setara dengan 2000 tahun seperti yang terdapat dalam pendapat yang dinisbatkan kepada Abdullah bin 'Amr bin "ash, dalam suatu riwayat, atau mungkin juga bisa lebih dari itu. Sebuah rentang waktu yang lama dan hanya Allah saja yang mengetahui secara pasti.
Ibnu Aqil al-Hambaly berpandangan bahwa Jin disebut Jin karena keadaannya yang tersembunyi dan tidak dapat terlihat oleh pandangan mata. Sementara Syetan adalah jin yang durhaka.
Ibnu Abdil-Bar mengatakan, bahwa para Teolog berpandangan bahwa Jin dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan, jika mereka menyebut Jin apa adanya mereka menyebutnya Jinny. Jika yang mereka maksudkan jin yang dapat menetap pada diri manusia, mereka menyebutnya aamir, dan jama’nya adlah Ummaar. Jika yang mereka maksudkan adalah Jin yang terlihat mata, mereka menyebutnya arwaah, dan jika jin itu buruk dan jahat, mereka menyebutnya syaitan, serta jika yang dimaksudkannya adalah jin yang kuat dan hebat, maka mereka menyebutnya Ifriit.
Banyak sekali ayat al-Qur,an dan hadis Rasulullah yang secara pasti dan akurat menunjukkan bahwa bangsa jin diciptakan dari api.
        Jin adalah wujud atau eksistensi yang sadar, yang tidak terlihat ( oleh indra penglihatan manusia). Di Dalam al-Qur’an dan Hadis, mereka dideskripsikan dengan kata Jin ; di kalangan orang awam mereka dikenal dengan sebutan” peri” ( Fairy), “Mahluk raksasa”,”hantu,” “mahluk angkasa luar ( Alien)” dan beberapa istilah lain yang diberikan kepada mereka tergantung pada gambar ( Citra ) yang mereka tampakkan. Orang- orang banyak yang beranggapan bahwa mereka adalah ruh ruh orang yang telah mati, sehingga mereka mencoba menyelenggarakan kontak dengan mereka dengan cara memanggil mereka ( Semacam kegiatan jelangkung ).
     Makhluk jin sebagai eksistensi yang sadar diinformasikan Allah lewat al-Quran kepada manusiaImam Muslim dalam shahihnya mencantumkan sebuah hadits yang diterima dari Urwah dari Aisyah yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Malaikat diciptakan dari cahaya, dan Jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kalian."
     Dengan demikian, baik Al Qur'an maupun hadits telah menegaskan tentang materi asal penciptaan jin yaitu dari api, sekalipun dalam Al Qur'an dan Sunnah sesekali mengungkapnya dengan nyala api dan pada kali lain dengan api yang sangat panas.

Berikut dalil tentang asal penciptaan Jin.

1. Allah SWT berfirman,
وَالْجَانَّ                                     خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
Artinya:
"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."

2. Allah SWT berfirman:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ                                                                               
Artinya:
"Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang Dia Engkau ciptakan dari tanah".

3. Allah SWT berfirman:
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
                        
Artinya:
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."

Hadis tentang asal penciptaan jin .
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ عَبْدٌ أَخْبَرَنَا وَقَالَ اِبْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
60 – (2996)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi’ dan Abdu bin Humaid, berkata Abdu: Telah mengkhabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi’ berkata: Telah menceritakan kepada kami  Abdurrazzaq  telah mengkhabarkan kepada kami  Ma’mar  dari  Az-Zuhri dari Urwah dari Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.
(Shahih Muslim 2996-60)


  C
                 HADITS BUKHARI


HR.bukhari || No : 3279
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الْحَسَنُ يُشْبِهُهُ
          Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Yunus telah bercerita kepada kami Zuhair telah bercerita kepada kami Isma'il dari Abu Juhaifah radliallahu 'anhu berkata; Aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam (bersama Al Hasan) dan Al Hasan mirip dengan beliau'. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radliyallaahu 'anhu, dia berkata: Saya melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menunjuk ke arah timur sambil bersabda, "Lihatlah, sungguh ada fitnah di sana, fitnah akan muncul di sana dari tempat munculnya tanduk setan".


HR.bukhari || No : 3280
بْنُ أَبِي خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا جُحَيْفَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ عَلَيْهِمَا السَّلَام يُشْبِهُهُ قُلْتُ لِأَبِي جُحَيْفَةَ صِفْهُ لِي قَالَ كَانَ أَبْيَضَ قَدْ شَمِطَ وَأَمَرَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثَ عَشْرَةَ قَلُوصًا قَالَ فَقُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبْلَ أَنْ نَقْبِضَهَا

         Telah bercerita kepadaku 'Amru bin 'Ali telah bercerita kepada kami Ibnu Fudlail telah bercerita kepada kami Isma'il bin Abu Khalid berkata, Aku mendengar Abu Juhaifah RA berkata; Aku pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Hasan bin 'Ali AS. sangat mirip dengan beliau. Aku katakan kepada Abu Juhaifah; Coba ceritakan ciri-ciri sifat beliau kepadaku!.
Abu juhaifah berkata; Beliau berkulit putih dan rambut beliau sudah banyak yang beruban dan beliau pernah memerintahkan untuk memberikan kami tiga belas anak unta. Dia melanjutkan; Selanjutnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meninggal dunia sementara kami belum sempat mengambil pemberian beliau tersebut'.




TUJUAN PENCIPTAAN JIN
Jin diciptakan untuk tujuan yang sama dengan tujuan penciptaan manusia. Allah SWT berfirman :
ما خلقت الجن والانس الا ليعبدون و
Artinya :  Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
                menyembah-Ku.  (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Berdasarkan tujuan tersebut, maka jin itu dibebani dengan perintah-perintah dan larangan-larangan. Siapa yang taat , tentu Allah menyukainya dan memasukkannya ke dalam surga. Tapi yang durhaka dan berpaling tentu neraka baginya.

KEBERADAAN JIN

Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.
Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar'iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.
Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.
Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar'iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan do'a-do'a yang ma'surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.
Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:
*       Gejala waktu terjaga, di antaranya:
  1. Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
  2. Berat dan malas untuk beraktivitas, terutama untuk beribadah kepada Allah.
  3. Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
  4. Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
  5. Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan, berdebar, takut, panas dalam, mengantuk, pusing, bosan, malas, gagap, dan sesak napas saat membaca Al-Qur'an.
*       Gejala waktu tidur, di antaranya adalah:
  1. Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
  2. Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
  3. Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi.
  4. Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi.
  5. Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya.
  6. Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu.
  7. Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya dan menendangnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About